![]() |
Ketua STAI Al-Utsmani Bondowoso saat memberikan Cinderamata kepada Kepala Desa Sumber Wringin |
BACADOLOE.COM, Jember – Tangis haru pecah di tengah pelukan hangat antara mahasiswa dan warga Desa Sumber Wringin, Kecamatan Sukowono, Jember. Suasana penuh keakraban menyelimuti acara perpisahan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Utsmani Bondowoso Posko 05, yang resmi mengakhiri masa pengabdian mereka, Jum’at (11/04/2025).
Lebih dari sebulan lamanya, mahasiswa Posko 05 menyatu dengan masyarakat, berbagi tawa, kerja keras dan cerita kehidupan. Kini, momen perpisahan datang membawa rasa kehilangan yang begitu terasa baik bagi mahasiswa maupun warga desa yang telah mereka anggap sebagai keluarga.
Acara yang berlangsung di balai desa itu dihadiri oleh Ketua STAI Al-Utsmani Bondowoso, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kepala Desa Sumber Wringin, tokoh masyarakat serta puluhan warga yang dengan antusias ikut melepas para mahasiswa.
“KKN bukan sekadar kewajiban akademik, ini adalah panggilan hati,” ungkap Dawimatus Sholihah, S.Pd., M.E selaku Ketua STAI Al-Utsmani dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa pengalaman hidup di tengah masyarakat adalah guru terbaik dalam membentuk karakter dan kepekaan sosial mahasiswa.
![]() |
Ketua STAI Al-Utsmani Bondowoso bersama Kepala Desa, Perangkat Desa serta Tokoh Masyarakat Sumber Wringin |
Selama menjalankan KKN, para mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan mulai dari penyuluhan keagamaan, mengajar di sekolah dasar dan Taman Pendidikan Al-Qur’an, sarasehan pembuatan pupuk organik hingga gotong royong membersihkan fasilitas umum. Kehadiran mereka membawa semangat baru dan inspirasi bagi warga desa.
Kepala Desa Sumber Wringin, Fathurrazi dengan mata yang berkaca-kaca menyampaikan apresiasinya. “Mereka bukan sekadar tamu. Mereka sudah seperti anak-anak kami sendiri. Kehadiran mereka memberi warna berbeda, terutama bagi anak-anak desa dan para petani,” tuturnya.
Kenangan dan kebersamaan itu pun disampaikan dengan penuh haru oleh Koordinator Posko 05, Maghfiroh. “Kami datang untuk mengabdi, tapi justru kami yang banyak belajar. Masyarakat mengajari kami arti ketulusan dan kekuatan dalam kebersamaan,” ujarnya.
Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dari mahasiswa kepada pemerintah desa bukan sekadar simbol, melainkan tanda hati yang tertinggal di antara kenangan-kenangan indah selama satu bulan terakhir.
Kegiatan KKN ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Lebih dari sekadar tugas kuliah, KKN telah menjelma menjadi jembatan kasih antara dunia kampus dan kehidupan nyata, yang kelak akan menjadi bekal penting dalam perjalanan hidup mahasiswa. (*)