Meningkatnya Tren Makanan Berkelanjutan
Tren
Kuliner: Antara Makanan Viral dan Gaya Hidup Sehat
Tren makanan terus berubah, dari hidangan viral hingga pola makan berkelanjutan
![]() |
Makanan Khas Indonesia yang Paling terkenal dan menarik |
Bacadoloe.com
- Dalam beberapa tahun terakhir, tren makanan berkembang pesat, seperti yang
dibahas di https://makanbesar.id dipengaruhi oleh media sosial, inovasi
kuliner dan perubahan gaya hidup masyarakat. Dari makanan viral di TikTok
hingga gerakan makanan berbasis keberlanjutan, masyarakat semakin mudah
terpengaruh oleh tren yang muncul dan berkembang secara cepat.
Salah
satu tren yang paling menonjol dalam dunia kuliner adalah makanan viral.
Platform seperti TikTok dan Instagram sering kali memopulerkan makanan unik,
seperti croffle, es kopi susu gula aren, hingga Indomie dengan topping ekstrem.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial berperan besar dalam membentuk
selera masyarakat.
Namun,
meski menarik dan menggoda, tidak semua makanan viral memperhatikan aspek
kesehatan. Banyak dari tren ini mengandung gula, garam, dan lemak dalam jumlah
tinggi, yang bisa berdampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Tren makanan viral sering kali berorientasi pada visual dan pengalaman rasa
yang unik, tetapi kurang memperhatikan nilai gizi dan dampaknya bagi tubuh
dalam jangka panjang.
Selain
itu, ada juga tren makanan ekstrem yang menantang selera dan daya tahan tubuh,
seperti makanan pedas dengan level yang tidak wajar atau kombinasi bahan
makanan yang aneh. Meskipun menarik perhatian banyak orang, tren ini sering
kali menimbulkan risiko bagi kesehatan pencernaan dan keseimbangan nutrisi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak hanya tergiur oleh
popularitas, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang dari konsumsi
makanan viral ini.
Di
sisi lain, ada tren yang semakin berkembang menuju pola makan yang lebih sadar
lingkungan dan berkelanjutan. Kesadaran akan dampak lingkungan dari industri
makanan membuat banyak orang beralih ke pola makan berbasis tumbuhan
(plant-based), mengurangi konsumsi daging, atau memilih produk lokal yang lebih
ramah lingkungan.
Tren
ini terlihat dari meningkatnya popularitas makanan berbahan dasar nabati,
seperti tempe, susu oat, dan burger berbasis jamur. Selain itu, konsep zero
waste dalam makanan juga semakin banyak diterapkan, dengan restoran dan
produsen makanan berupaya mengurangi limbah plastik dan memanfaatkan bahan
makanan secara maksimal. Di Indonesia, gerakan ini mulai berkembang dengan
munculnya restoran yang menawarkan makanan organik dan sumber bahan pangan yang
lebih berkelanjutan.
Selain
itu, edukasi tentang makanan sehat dan berkelanjutan juga semakin digalakkan
melalui berbagai platform digital. Banyak ahli gizi dan food influencer yang
kini aktif membagikan informasi seputar pola makan sehat, manfaat bahan pangan
alami, serta cara memasak yang lebih ramah lingkungan. Dengan meningkatnya
kesadaran ini, masyarakat perlahan mulai memahami bahwa makanan bukan hanya
soal rasa dan tren, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan
ekosistem. Bahkan, beberapa sekolah dan komunitas mulai mengajarkan pentingnya
memilih makanan sehat sejak dini, sehingga pola makan berkelanjutan bisa
menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di masa depan.
Menariknya,
tren makanan tidak hanya berkisar pada inovasi baru tetapi juga upaya untuk
mengangkat kembali makanan tradisional dalam format yang lebih modern. Banyak
kuliner khas Indonesia yang mengalami adaptasi agar lebih relevan dengan selera
masyarakat saat ini. Misalnya, klepon yang dikemas dalam bentuk dessert box
atau nasi uduk yang dikombinasikan dengan lauk kekinian.
Upaya
modernisasi ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, makanan tradisional lebih
mudah diterima oleh generasi muda dan pasar global. Namun, di sisi lain, ada
risiko bahwa nilai autentik dari makanan tersebut bisa terkikis. Jika tidak
dilakukan dengan bijak, modernisasi bisa membuat makanan tradisional kehilangan
esensi budayanya.
Selain
itu, beberapa inovasi makanan tradisional bahkan menghilangkan bahan utama yang
menjadi ciri khasnya, hanya demi mengikuti tren pasar. Misalnya, beberapa
hidangan tradisional dibuat dalam versi lebih "Instagramable" tetapi
kehilangan cita rasa aslinya. Oleh karena itu, penting bagi pelaku industri
kuliner untuk tetap menjaga keseimbangan antara inovasi dan nilai tradisional
agar warisan kuliner tetap lestari.
Meskipun tren makanan terus berubah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak hanya mengikuti arus tanpa mempertimbangkan dampaknya. Masyarakat perlu lebih kritis dalam memilih makanan, tidak hanya berdasarkan popularitas tetapi juga aspek kesehatan dan keberlanjutan. Selain itu, para pelaku industri makanan juga perlu mempertimbangkan inovasi yang tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga bertanggung jawab terhadap kesehatan konsumen dan kelestarian lingkungan. (*)