![]() |
Opening Ceremony Kuliah Kerja Nyata Metode Asset Based Community Development (ABCD) |
Bacadoloe.com – Puluhan mahasiswa
dari Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Ekonomi Syariah (ES) mengikuti
pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Utsmani Bondowoso
yang berlangsung di Auditorium STAI Al-Utsmani Bondowoso, Jum’at-Sabtu, (14-15/02/2025).
Dalam kegiatan ini, mahasiswa
mendapatkan materi dari berbagai narasumber. Beberapa topik yang dibahas
meliputi pemberdayaan masyarakat, analisis sosial, strategi implementasi
program kerja yang berkelanjutan, serta pendekatan komunikasi yang efektif
dalam membangun hubungan dengan warga setempat. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
KKN ini adalah Asset-Based Community Development (ABCD), yang berfokus
pada pemanfaatan aset dan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat untuk
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Ketua Panitia Yusaul Anwar dalam
sambutannya menekankan bahwa pembekalan ini adalah langkah penting agar
mahasiswa dapat menjalankan KKN dengan baik.
"Kami berharap mahasiswa
tidak hanya sekadar menjalankan program, tetapi juga mampu membangun hubungan
yang baik dengan masyarakat serta menggali potensi yang ada di desa-desa tujuan
KKN," ujar Gus Yus.
Achmad David selaku Kabid Wasnas
Bakesbangpol Kab. Jember menambahkan bahwa peran mahasiswa dalam KKN sangat
strategis dalam membantu pemerintah daerah mengatasi berbagai tantangan sosial.
"Kami sangat mendukung
program ini dan berharap mahasiswa dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah
dengan pendekatan yang inovatif dan berbasis pemberdayaan masyarakat", tambah
David.
Sementara itu, Rahman Kuniawan
sebagai Pj. Wakil Ketua Bidang Pengembangan Akademik menekankan pentingnya
penerapan ilmu dalam dunia nyata.
"KKN bukan hanya sekadar
program wajib akademik, tetapi juga kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan
ilmu yang telah dipelajari di kampus ke dalam kondisi sosial masyarakat yang
sesungguhnya. Kami berharap program ini bisa memberi pengalaman berharga bagi
mahasiswa dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat", tutur Rahman.
![]() |
Heridianto dan Haqiqotus Sa'adah Saat Menyampaikan Materi Asset Based Community Development (ABCD) |
Selain itu, dua narasumber, yaitu
Heridianto dan Haqiqotus Sa'adah, turut memberikan materi kepada para peserta.
Heridianto membahas strategi pemberdayaan berbasis komunitas. Ia menekankan
bahwa pendekatan ABCD merupakan metode yang efektif dalam menggali dan
memanfaatkan potensi yang telah ada di masyarakat.
“Mahasiswa harus mampu melihat
kekuatan yang dimiliki oleh komunitas setempat dan mengembangkannya menjadi
solusi yang berkelanjutan. Jangan datang dengan membawa solusi dari luar tanpa
memahami kebutuhan serta sumber daya yang sudah ada di desa”, ujar Heridianto.
Keberhasilan program KKN
bergantung pada sejauh mana mahasiswa dapat berkolaborasi dengan warga dan
mengajak mereka berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Sementara Haqiqotus Sa'adah
membahas pentingnya kearifan lokal dalam mendukung keberhasilan program KKN. KKN
merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang
bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan lokal.
“Kami berharap mahasiswa dapat
berkontribusi secara aktif dan membawa perubahan positif bagi masyarakat tempat
mereka mengabdi”, ujar Qiqoh.
Selain Itu, Haqiqotus Sa’adah
Menambahkan bahwa pendekatan berbasis aset seperti metode ABCD dapat membantu
mahasiswa memahami dan memanfaatkan potensi yang ada untuk menciptakan solusi
berkelanjutan.
Selain materi teori, kegiatan
pembekalan ini juga mencakup sesi simulasi dan studi kasus. Dalam sesi ini,
mahasiswa diberikan contoh permasalahan yang sering dihadapi saat KKN, seperti
kendala komunikasi dengan masyarakat, keterbatasan dana, serta tantangan dalam
menjalankan program kerja. Melalui diskusi kelompok, mahasiswa diminta mencari
solusi berdasarkan prinsip-prinsip metode ABCD.
KKN tahun ini akan berlangsung
selama 40 hari di tiga kecamatan, yaitu Sukowono, Sumber Jambe, dan Jambesari
Darus Sholah, dengan fokus pada Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal
dan Moderasi Beragama. Program ini tidak hanya diharapkan memberikan manfaat
bagi masyarakat, tetapi juga membentuk karakter mahasiswa agar lebih peduli,
inovatif, dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Dengan bekal yang telah
diberikan, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan program yang efektif dan
berdampak luas bagi komunitas setempat. (*)