JAKARTA – Ulama dan pendakwah kondang, Gus Miftah, kembali menarik perhatian publik setelah sebuah tulisan yang dia unggah di media sosial menjadi viral. Dalam tulisan tersebut, Gus Miftah menyoroti isu-isu terkait pendidikan agama di Indonesia, dengan sudut pandang yang unik dan memprovokasi banyak diskusi di kalangan netizen.
Gus Miftah menulis bahwa pendidikan agama harus menjadi bagian dari pendidikan karakter, bukan hanya sekedar rutinitas pembelajaran agama yang formal. Ia menyarankan agar ajaran agama dapat disampaikan secara lebih kontekstual dan relevan dengan tantangan zaman, bukan hanya menekankan aspek ritus dan hukum-hukum fiqh yang mungkin terasa asing atau ketinggalan zaman bagi generasi muda.
“Pendidikan agama bukan hanya soal menghafal teks-teks suci atau belajar aturan-aturan agama, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa hidup berlandaskan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kalau cuma begitu saja, kita cuma akan jadi manusia yang tahu tapi nggak paham,” tulis Gus Miftah.
Lebih lanjut, Gus Miftah juga mengingatkan pentingnya pendekatan inklusif dalam pendidikan agama, yang menghargai keragaman pemahaman dan perbedaan. Ia mengatakan bahwa pendidikan agama yang baik adalah yang bisa menciptakan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Respon Publik Beragam
Tulisan Gus Miftah tersebut langsung mendapat perhatian luas di media sosial, dengan berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang menyambut positif pandangan Gus Miftah, terutama mereka yang merasa bahwa pendekatan pendidikan agama yang selama ini diterapkan masih terkesan rigid dan terpisah dari kehidupan nyata.
"Saya setuju banget! Pendidikan agama harus lebih aplikatif. Kalau cuma diajarin teori agama aja, nggak akan nyambung sama realita. Gus Miftah ngerti banget," kata salah seorang pengguna Twitter.
Namun, tidak sedikit juga yang mengkritik pendapat Gus Miftah, menganggap bahwa penyederhanaan ajaran agama bisa mengaburkan pemahaman yang benar tentang prinsip-prinsip agama.
"Tulisan Gus Miftah ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merubah pemahaman agama menjadi lebih longgar. Agama kan ada kaidah dan batasannya, jangan sampai terlalu dibebaskan," ujar seorang pengguna Facebook.
Gus Miftah: "Jangan Takut Berbeda"
Menanggapi berbagai respons tersebut, Gus Miftah melalui akun media sosialnya kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah bermaksud merendahkan ajaran agama, melainkan justru ingin mendorong masyarakat untuk tidak takut berpikir kritis dan melihat agama secara lebih luas.
"Kita semua punya hak untuk berbeda dalam cara memahami agama. Namun, jangan sampai perbedaan itu justru memisahkan kita dalam keragaman yang seharusnya menyatukan. Agama adalah jalan untuk memperbaiki diri, bukan alasan untuk menilai orang lain dengan buruk," tegas Gus Miftah.
Sebagai seorang ulama yang dikenal dengan pendekatannya yang santai dan penuh humor, Gus Miftah tetap berusaha untuk menyeimbangkan antara keseriusan dan kearifan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Tulisan terbaru ini, meskipun kontroversial, menunjukkan bagaimana Gus Miftah terus berusaha mendorong perubahan dalam dunia pendidikan agama di Indonesia.