Kenali Penyakit OCD Pada Anak. Berikut Penyebab, Gejala, dan Solusinya

Ilustrasi anak yang sehat tanpa penyakit OCD (pixabay)

Bacadoloe.com - Ayah dan bunda mungkin masih baru mendengar tentang penyakit Obsessive Compulsive Disorder atau OCD ini. Atau sudah dengar tapi tidak tau gejala awalnya seperti apa yang dapat menyerang anak tersayang kalian.


Kali ini bacadoloe.com akan menyajikan pengertian penyakit OCD yang mungkin dapat berguna untuk mengenali gejala dan solusi yang terjadi pada buah hati kalian.


Dilansir dari Hello Sehat, OCD adalah kelainan psikologis yang mempengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya. Ketika seseorang atau anak mengidap penyakit OCD, pikiran dan rasa takut yang tidak diinginkan akan muncul secara terus menerus.


Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, OCD adalah salah satu dari 20 penyebab utama kecacatan terkait gangguan mental untuk individu berusia antara 15-44 tahun.


OCD merupakan salah satu gangguan mental yang bisa terjadi pada anak. Sayangnya, banyak orang yang salah mengartikan OCD sebagai orang yang gila keteraturan. Padahal, secara umum, OCD tidak ada hubungannya dengan obsesi terhadap kebersihan dan keteraturan, melainkan lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangani pikiran buruk.


Gangguan mental ini menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD dapat diliputi kecemasan atau ketakutan.


"Contohnya penderita mengecek pintu rumahnya berulang-ulang, sampai ia harus kembali ke rumahnya yang terletak di Bogor dari kantornya yang berada di Cibubur hanya untuk mengecek pintu rumahnya kembali. Sehingga secara tidak sadar hal tersebut menghambat produktivitas dalam beraktifitas," kata Psikolog Prisha Nova, M.Psi.


Sebenarnya, orang yang memiliki penyakit OCD seringkali tidak ingin bertingkah laku seperti itu, namun ia cenderung tidak sadar dan tidak dapat mengendalikannya.


Penyebab OCD


Para ilmuwan sebenarnya belum menemukan penyebab OCD secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya Obsessive compulsive disorder ini.


1.Faktor biologis.


Dari beberapa studi yang dilakukan, mereka menemukan OCD bisa terjadi karena perubahan bahan kimia alami di otak, seperti kekurangan serotonin sehingga cenderung ingin berperilaku yang sama berulang kali.


2.Faktor genetik.


OCD bisa juga menjadi penyakit keturunan, tapi belum diketahui gen yang mempengaruhi masalah kesehatan mental yang dapat menyerang anak-anak ini.


3.Faktor lingkungan. 


Seperti misalnya pernah mengalami trauma masa kecil, infeksi streptococcus atau Pandas dan perilaku obsesif kompulsif karena mengamati anggota keluarga.

Ilustrasi anak dengan OCD (pixabay)

Gejala OCD


Penyakit kesehatan mental atau OCD ini sering dimulai pada masa kanak-kanak, remaja atau dewasa muda.


Pada anak-anak, biasanya OCD mudah didiagnosis karena gangguan itu muncul dengan bentuk yang nyata.


Berikut adalah dua tanda anak Anda mungkin menderita OCD:


-Anak merasa tidak aman terus menerus.


Salah satu tanda utama anak menderita OCD adalah jika si buah hati berulang kali bertanya apakah mereka akan baik-baik saja, bahkan jika mereka sebenarnya tidak dalam bahaya. misalnya:


a. Takut kuman dan terus-menerus mencuci tangan


b. Selalu khawatir akan sakit


c. Misalnya, mereka tidak mau menginap di rumah saudara sepupunya karena mereka takut hal buruk terjadi dengan orang tuanya.


-Anak membutuhkan kepastian bahwa mereka tidak menyakiti siapa pun


Seorang anak dengan OCD biasanya juga khawatir bahwa mereka telah menyakiti seseorang


Beberapa gejala spesifik misalnya ketika sang anak sering bertanya "Kamu masih sayang aku kan?" 


Solusi Bagi Penderita OCD


Prisha Nova, M.Psi, seorang Psikolog menjelaskan, OCD merupakan gangguan mental yang perlu mendapatkan pemeriksaan tentang gejala dan penyebabnya secara detail oleh dokter atau psikiatri untuk dapat ditangani dengan baik.


Tidak mudah menyimpulkan karena banyak faktor-faktor lain yang harus diteliti terlebih dahulu, seperti riwayat hidup hingga faktor lingkungan. Setelah dianalisa dengan baik, kemudian dokter akan membuat strategi penyembuhan yang sesuai dengan diagnosa penderita seperti pemberian obat atau terapi kognitif sehingga penderita dapat sembuh.


Jadilah support system yang baik bagi penderita OCD. Tidak membuat penderita tertekan. Selalu bersama Penderita, karena dukungan terbaik dari orang terdekat merupakan salah satu cara untuk membantu penyembuhan penyakit ini.***



Pewarta : Nur

Editor : Nys


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama