Foto Bung Karno, sang proklamator sekaligus pahlawan nasional Indonesia |
Bacadoloe.com - Sudah banyak orang yang mengetahui bahwa pada zaman dulu, Indonesia merupakan negara jajahan. Oleh sebab itu, banyak warga negara Indonesia yang berjuang untuk melawan para penjajah. Bahkan, bukan hanya para laki-laki saja, tetapi sudah ada banyak wanita yang bertujuan untuk membantu kemerdekaan Indonesia.
Maka dari itu, ada banyak wanita Indonesia yang diberi gelar pahlawan karena jasa-jasanya terhadap Indonesia. Namun, sebelum membahas tentang pahlawan nasional wanita, sebaiknya kita membahas tentang apa itu pahlawan nasional terlebih dahulu.
Pahlawan nasional adalah gelar penghargaan tertinggi di Indonesia, sama halnya anumerta atau gelar yang diberikan pemerintah kepada orang yang sudah meninggal, yang sangat berjasa dan diteladani masyarakat. Tidak hanya pria, tetapi ada banyak pahlawan nasional wanita yang turut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Fatmawati merupakan salah satu sosok pahlawan nasional wanita. Beliau adalah ibu negara pertama di Indonesia karena statusnya sebagai istri dari Presiden Soekarno. Fatmawati berasal dari Sumatera Barat dan memiliki keturunan dari Kesultanan Indrapura.
Salah satu alasan gelar pahlawan diberikan kepada Fatmawati karena perannya dalam menjahit bendera merah putih untuk upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sebagai warga negara yang baik, maka kita perlu mengetahui nama-nama pahlawan nasional wanita yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini daftar pahlawan nasional wanita Indonesia yang penting untuk diketahui antara lain:
1. Martha Christina Tiahahu dari Maluku
Martha Christina Tiahahu, pejuang dari Desa Abubu, Pulau Nusalaut yang lahir pada tanggal 4 Januari 1800. Waktu masih berusia 17 tahun, ia sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Tak hanya itu, Martha Christina Tiahahu juga selalu memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran.
2. Laksamana Malahayati dari Aceh
Keumalahayati, pejuang asal Kesultanan Aceh yang lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Perempuan tangguh ini memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid).
Dengan keteguhan hati, mereka berperang melawan kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 September 1599. Berkat keberaniannya, maka Malahayati mendapat gelar Laksamana.
3. Cut Nyak Meutia dari Aceh
Bumi rencong melahirkan banyak perempuan pejuang yang tangguh, salah satunya adalah Cut Nyak Meutia. Awalnya, ia melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan suaminya, Teuku Muhammad. Tetapi, suaminya berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati pada tahun 1905.
Sesuai wasiat suaminya sebelum gugur, Cut Nyak Meutia menikah dengan Pang Nanggroe. Mereka bertempur dengan Korps Marechausée dan membuat suaminya gugur pada 26 September 1910, tetapi Cut Nyak Meutia berhasil lolos. Ia terus melakukan perlawanan dengan sisa-sisa pasukannya, tetapi takdir berkata lain. Cut Nyak Meutia gugur pada 24 Oktober 1910.
4. Raden Adjeng Kartini dari Jepara, Jawa Tengah
R.A Kartini merupakan tokoh perempuan yang lahir Jepara pada tahun 1879. R.A Kartini terkenal sebagai sosok yang memperjuangkan kebangkitan perempuan di Indonesia. Ketika itu, ia sedikit mengkritisi budaya Jawa yang menghambat perkembangan perempuan.
5. Cut Nyak Dien dari Aceh
Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional wanita lainnya di Indonesia. Cut Nyak Dien lahir di Lampadang Kerajaan Aceh. Sebagai seorang wanita, Cut Nyak Dien berperan dalam melawan kolonialisme Belanda. Bahkan, Cut Nyak Dien ikut ke dalam medan perang melawan Belanda.
6. Dewi Sartika dari Jawa Barat
Selain Maria Walanda Maramis, ada juga Raden Dewi Sartika yang peduli dengan pendidikan kaum perempuan. Jasanya adalah membuat sekolah bernama Sekolah Istri di Pendopo pada 16 Januari 1904. Lalu, sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Istri di tahun 1910 dan berubah lagi menjadi Sekolah Raden Dewi pada September 1929.
7. Andi Depu Maraddia Balanipa dari Tinambung
Andi Depu Maraddia Balanipa dikenal karena keberhasilannya dalam mempertahankan wilayahnya dari penaklukan Belanda. Bahkan, Andi Depu berani berhasil mengibarkan bendera Merah Putih saat pasukan Jepang datang di Mandar pada tahun 1942. Berkat keberaniannya, Andi Depu dianugerahi Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno.
8. Maria Walanda Maramis dari Minahasa, Sulawesi Utara
Tidak salah kalau Maria Walanda Maramis dijuluki sebagai Kartini dari Minahasa. Sebab, pahlawan kelahiran 1 Desember 1872 ini berupaya membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Maria sendiri sempat bersekolah di Sekolah Melayu di Maumbi, Minahasa Utara, selama tiga tahun dan tak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan tokoh Pahlawan Nasional lainnya yang berasal dari kalangan wanita antara lain:
9. Siti Manggopoh dari Manggopoh, Agam, Sumatera Barat
10. HR. Rasuna Said dari Maninjau, Agam, Sumatera Barat
11. Fatmawati Soekarno dari Bengkulu
12. Nyi Ageng Serang dari Purwodadi, Jawa Tengah
13. Opu Daeng Risadju dari Sulawesi Selatan
14. Nyai Ahmad Dahlan dari Yogyakarta
15. Ratu Nahrasiyah dari Kerajaan Samudera Pasai
16. Rohana Kuddus dari Padang, Sumatera Barat
17. Siti Hartinah (Ibu Tien Suharto)
Itulah beberapa nama pahlawan dari kalangan perempuan.
Pewarta : Eru
Editor : Nys