Potret aksi dari Rafael Struick saat membela Indonesia U-20 melawan Slovakia |
Bacadoloe.com - Hasil minor kembali di raih oleh anak-anak skuad Garuda Nusantara. Timnas Indonesia U-20 kalah lagi dalam lanjutan turnamen mereka di Spanyol setelah ditumbangkan oleh salah satu Tim Eropa Slovakia dengan skor 2-1, meski sempat unggul terlebih dahulu.
Kekalahan tersebut membaut Marselino Dkk menelan kekalahan kedua di ajang turnamen persiapan Piala Asia dan Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia U-20 asuhan Shin Tae-yong kalah menghadapi tim kuat Eropa, Garuda muda dihajar 6-0 tanpa balas.
Terlepas dari sejumlah kesalahan anak asuhnya, sang pelatih Shin Tae-yong merasa cukup puas dengan kepercayaan diri anak asuhnya menghadapi pemain-pemain Eropa.
Terkait performa dua pemain baru, Zico Soree dan Rafael Struick, Shun Tae-yong dapat memakluminya. Menurutnya, kedua pemain tersebut belum memahami organisasi permainan yang dia inginkan, karena baru bergabung dengan tim.
“Justin [Hubner] dan Ivar [Jenner] sudah latihan bersama kami. Sedangkan Rafael dan Zico baru bergabung dua hari lalu, jadi belum ikut latihan tim secara normal, dan langsung bertanding bersama kami,” Ungkap Shin Tae-yong.
“Secara organisasi [permainan] memang kurang, karena belum latihan bersama kami. Tapi kemampuan individu cukup baik.” Lanjutnya.
Pelatih timnas Indonesia U-20 Shin Tae-yong menyesalkan kebiasaan para pemain yang sering panik ketika diserang lawan, hingga akhirnya menerjang lawan di kotak penalti membuahkan pelanggaran untuk tim lawan. Sehingga akibatnya mendatangkan kerugian bagi tim besutannya.
Hal itu disampaikan oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut selepas laga timnas U-20 dikalahkan Slowakia U-20 dengan skor 2-1 dalam pertandingan uji coba di Pinatar Arena, San Pedro del Pinatar, Sabtu (19/11/2022) malam WIB.
Shin Tae-yong memberikan contoh saat pelanggaran yang dilakukan pemain saat melawan Prancis dan Slovakia. Terakhir, Dzaki Asraf melanggar penggawa Slowakia di kotak terlarang, sehingga wasit menunjuk titik putih.
Shin Tae-yong mengungkapkan, pelanggaran di kotak penalti disebabkan adanya rasa bersalah pemain ketika lawan berhasil melewati mereka, dan kemudian berusaha bertanggung jawab dan membayarnya dengan melakukan tekel tanpa memperhitungkan situasi.
“Masalah penalti, memang harus bisa bertahan dengan menunggu dan lebih stabil, walau pemain itu yang melakukan kesalahan,” Buka Shin Tae-yong, juru taktik asal Korea Selatan tersebut.
Menurut Shin Tae-yong, para pemain Indonesia mempunyai kebiasaan memaknai tanggung jawab secara berlebihan. Merasa membuat kesalahan membuat pemain tidak memperhitungkan dan langsung ambil keputusan sliding lawan meskipun sangat berbahaya.
“Pemain terbiasa sliding, karena mereka merasa bersalah, dan berusaha menggantinya, dan akhirnya mendapat penalti. Seharusnya tidak terburu-buru.” Ujarnya.
Namun demikian, secara keseluruhan Shin Tae-yong mengaku cukup puas dengan performa pemain dibandingkan ketika digasak Prancis 6-0. Namun Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Roca Robles.
“Kalau dilihat dari hasil, kami memang kalah. Tetapi para pemain sudah bekerja dengan baik dan maksimal dalam pertandingan. Percaya diri pemain makin meningkat melawan tim dari Eropa. Tetapi agak kecewa juga, karena wasit sedikit memihak ke lawan,” Ucap Shin Tae-yong.
Pewarta: Eru
Editor: Ady