KH. Kholil Abdul Malik: Nilaimu Disisi Allah, Tergantung Seberapa Besar Engkau Menghormati Gurumu

KH. Kholil Abdul Malik, putra KH. Salwa Arifin bupati Bondowoso

Bacadoloe.com - KH. Kholil merupakan putra dari KH. Salwa Arifin yang tak lain adalah salah satu tokoh ulama kharismatik, dan juga merupakan seorang Bupati di Bondowoso. Beliau juga menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Madinatul Ulum, yang berada di Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo.

KH. Kholil menikahi cucu KH. Mohammad Noeh yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Zainul Bahar. Beliau merupakan salah satu dari khodimul majelis Burdatul Bahrain. 

Pada kesempatan terbarunya, beliau turut memberikan tausiyah dan pesan kepada jama'ah majelis Burdatul Bahrain di halaman Pondok Pesantren Zainul Bahar, pada Kamis (10/11/2022) Malam. 

KH. Kholil Abdul Malik mengingatkan bahwa alumni dan santri harus selalu istiqomah menjaga hubungan dengan keluarga Pesantren, sebagai bentuk rasa hormat dan cinta kepada guru. 

"Berapa banyak yang dekat terasa jauh, sedangkan yang jauh terasa dekat". Dawuh KH. Kholil Abdul Malik saat memberikan tausiyah kepada jama'ah Burdatul Bahrain. 

KH. Kholil Abdul Malik menerangkan bahwa alumni dan santri yang sudah lulus dari Pondok, lalu kemudian pulang ke rumah masing-masing. Tapi dalam perjalanannya tidak pernah datang lagi silaturahmi ke gurunya, hal tersebut sama halnya dengan yang dekat tapi terasa jauh. 

Di sisi lain, tidak sedikit pula  yang bukan bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Zainul Bahar, tapi selalu menjaga hubungan baik dengan keluarga besar Pesantren, sama halnya dengan yang jauh tapi terasa dekat. 

KH Kholil Abdul Malik sedikit berkelakar dengan guyonan ala-ala Kiai NU pada umumnya dalam menjelaskan persoalan. Dalam keterangannya,

"Meskipun bukan santri tapi dekat dengan keluarga Pesantren, dan selalu menjaga hubungan yang baik maka dia akan "bau santri", tapi murid dan alumni Pesantren tapi tidak pernah hadir ke majelis, tidak pernah silaturahmi ke Pesantren itu berarti "santri bau". Terang beliau yang kemudian disambit dengan gelak tawa dan tepuk tangan dari para jama'ah. 

KH. Kholil juga mengutip beberapa Qoul ulama yang kemudian dijabarkan secara ringan. Beliau menekankan bahwa yang namanya santri selamanya akan tetap jadi santri. Tidak ada batas hubungan keterikatan antara santri dengan seorang guru atau Kiai. 

" Selamanya kamu akan tetap santri, pemberian Allah kepadamu tergantung seberapa besar engkau memandang gurumu". Ujarnya. 

Dalam penjelasannya, KH. Kholil Abdul Malik menerangkan bahwa pemberian Allah kepada seseorang tergantung dengan seberapa besar seseorang memandang dan memuliakan seorang Kiai. Dengan demikian, nilai seseorang di sisi Allah tergantung seberapa besar dalam hati seseorang tersebut melihat gurunya. 


Pewarta : Eru

Editor : Nys

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama