'Harta Karun' Indonesia Terbesar di Dunia, Luhut: Kita Ini Sangat Kaya

harta karun Indonesia terbesar di dunia kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

Bacadoloe.com - Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi turut memamerkan 'harta karun' Indonesia di hadapan dunia internasional. Adapun kekayaan Indonesia yang dibanggakan Luhut yaitu salah satu jenis komoditas tambang, yakni nikel.


Luhut menyebutkan, Indonesia merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Menurutnya banyak orang Indonesia yang masih tidak paham atas kekayaan tersebut.


"Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar. Kita ini sangat kaya. Beberapa orang mungkin tidak mengerti bahwa kita ini sangat kaya," kata Luhut di dalam acara Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan di Bali, Rabu (09/11/2022).


Perkataan Luhut bukan tanpa bukti, diketahui cadangan nikel RI memang yang terbesar di dunia. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia", menyebut cadangan logam nikel yang dimiliki RI sebesar 72 juta ton Ni (nikel).


Jumlah tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data itu merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.


Sementara untuk bijih nikel di Indonesia, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.


Disamping itu, cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, dimana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.


Diketahui Nikel memiliki banyak kegunaan mulai dari bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik hingga bahan baku kendaraan listrik itu sendiri, sehingga negara Indonesia menjadi incaran negara asing karena kekayaan sumber daya alam nikel yang melimpah.


Berdasarkan pemaparan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana pada webinar awal bulan ini, pengolahan bijih nikel kadar rendah (limonit) menjadi nikel sulfat, maka nilai tambahnya menjadi 11,4 kali.


Kemudian, bila bijih nikel kadar rendah itu diproses lebih lanjut ke precursor, maka nilai tambahnya menjadi 19,4 kali. Jika diproses lagi menjadi katoda, maka nilai tambahnya menjadi 37,5 kali dan saat diproses menjadi produk yang paling hilir berupa sel baterai, maka nilai tambahnya menjadi 67,7 kali.


Untuk bijih nikel kadar tinggi (saprolit), setelah diproses menjadi feronikel, maka nilai tambahnya menjadi 4,1 kali. Lalu jika diproses lagi menjadi nikel sulfat, maka nilai tambahnya menjadi 5,7 kali.


Selanjutnya, jika diproses menjadi prekursor, maka nilai tambahnya menjadi 9,6 kali, diproses lebih hilir lagi menjadi katoda nilai tambahnya menjadi 18,6 kali, dan terakhir saat menjadi produk cell (sel baterai), maka nilai tambahnya menjadi 33,6 kali.


Besarnya nilai tambah nikel NKRI ini, maka tak salah bila Pemerintah Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi pemain baterai kendaraan listrik kelas wahid.


Pemerintah Indonesia bahkan sudah menyiapkan empat wilayah yang akan dibangun pabrik komponen baterai kendaraan listrik sebagai ekosistem. Dalam waktu beberapa pekan kedepan ini, Indonesia akan meresmikan pembangunan pabrik komponen baterai kendaraan listrik di Morowali, Sulawesi Tengah.


Hal itu dikatakan langsung oleh Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto. Ia menyatakan bahwa sekitar tanggal 21-22 November ini, pemerintah akan resmikan pabrik baterai listrik di Morowali.


Pemerintah Indonesia akan menetapkan empat wilayah yang bakal menjadi pusat pabrik baterai kendaraan listrik. Selain Kawasan industri pengolahan nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, masih ada beberapa wilayah yang akan menjadi pusat pengembangan pabrik baterai tersebut.



Pewarta : Nur

Editor : Nys

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama