7 Misteri Dari Keanehan Kelakuan Gus Dur Yang Diluar Kewajaran, Pernah Berselisih Dengan KH. Maimun Zubair

Foto KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat mengikuti rapat

Bacadoloe.com - KH Abdurrahman Wahid adalah seorang ulama yang jasanya sangat besar bagi perkembangan Islam di Indonesia. Tidak hanya itu, sosok yang kerap dipanggil Gus Dur tersebut juga merupakan seorang negarawan sejati, perjuangannya membela kaum minoritas mendapatkan apresiasi yang tinggi dari sejumlah kalangan. 

Terdapat banyak jejak langkah Gus Dur yang tidak dipahami masyarakat umum. Namun tingkah aneh dan nyeleneh tersebut memiliki makna tersendiri. 

Gus Dur dikenang dengan banyak kebaikan yang dirasakan masyarakat luas, tapi ada tujuh kebaikan Gus Dur yang dirahasiakan sampai beliau wafat.

Diceritakan langsung oleh Kyai H. Marzuki Mustamar, berikut ini 7 kelakuan Gus Dur yang dianggap aneh dan tidak sewajarnya. 

1. Gusdur dekat dengan Pastur

Suatu ketika sahabat dekat Gus Dur, Kiai Mahfudz menyampaikan fakta kepada Kyai Marzuki Mustamar Malang Jawa Timur tentang alasan Gus Dur dekat dengan Pastur, seperti Romo Mangun.

Gusdur berkata

"Tujuanku dekat dengan si Romo agar dia menghentikan misi kristenisasinya,".

2. Gus Dur sering ke gereja

Gus Dur pernah ditanya oleh Kyai Marzuki Mustamar tentang Mengapa dirinya sering berkunjung ke gereja.

"Apa tidak boleh aku ikut merawat umat yang tercecer? apa kamu kira di gereja tidak ada umat Islam yang bekerja di sana? apa salah bila di gereja aku menyampaikan kebenaran tentang Islam, agar mereka mengetahui tentang Islam yang sebenarnya sehingga yang muslim tetap Islam, dan yang Kristen bisa masuk Islam," jawab Gus Dur.

Hal ini memang merupakan kebiasaan Gus Dur juga bertanya dan menasihati para muslim yang bekerja dan mencari nafkah di gereja.

"Kamu masih islam, kan? kuatkan keislamanmu"

Begitu cara Gus Dur menasehati umat muslim agar tetap menjaga keimanannya.

3. Rahasia Gus Dur dan KH. Maimun Zubair.

Diketahui Gus Dur pernah terlihat kontras atau berselisih dengan KH. Maimun Zubair. Nyatanya saat Gus Dur di wafat, Mbah Maimun lah yang memimpin salat jenazahnya.

Bahkan saat peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur, Mbah Maimun yang memimpin tahlil dan pada saat itu pula Mbah Maimun bercerita tentang fakta yang sebenarnya tentang hubungan Gus Dur dan dirinya.

Mbah Maimun kemudian menjelaskan bahwa semuanya adalah rekayasa Gus Dur agar kebaikannya tidak dibicarakan orang saat dirinya masih hidup.

Saat Mbah Maimun butuh bantuan pun Gusdur menawarkan bantuan dengan catatan tidak boleh ada yang tahu bahkan Gusdur merekayasa seakan-akan hubungan keduanya sedang berselisih dan tidak harmonis.

Karenanya tidak heran jika setelah itu banyak yang mencibir Gus Dur dengan anggapan sebagai seorang santri yang sudah tidak perhatian dan taat pada kyainya, sebenarnya kenyataannya tidak demikian.

4. Gus Dur dan wasiat sarung

Setelah peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur, tiba-tiba ada seorang bertamu ke kediaman Kiai Marzuki di Malang kemudian tamu itu memberikan piagam dan beberapa ratus sarung pemberian Gus Dur yang diwasiatkan kepada tamu tersebut.

"Kang Kok tidak diberikan saat beliau masih hidup" tanya Kyai Marzuki kepada tamu yang datang.

"Karena ini wasiat Gus Dur," ucap tamu menjawab pertanyaan Kyai Marzuki.

Diketahui bahwa saat itu Kiai Marzuki telah berhasil menguasai beberapa gereja yang di daerah Malang dengan cara mengislamkan orang di sana, walhasil gerejanya pun menjadi kosong lalu Kyai Marzuki membeli gereja itu dan menjadikannya Madrasah.

Nah rupanya Gus Dur mendengar kabar tersebut dan berinisiatif memberikan penghargaan dan sarung sebagai bentuk dukungan pada Kyai Marzuki yang telah berhasil membuat mualaf banyak orang.

Namun, Gus Dur sengaja tidak memberikan penghargaannya itu semasa hidupnya semata-mata agar kebaikannya tidak diketahui banyak orang.

5. Gus Dur dan uang tiga miliar

Setelah peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur, ada tamu lagi datang ke kediamannya Kyai Marzuki Mustamar.

Kali ini tamu itu menyerahkan tiga koper tas setelah dibuka ternyata isi kopernya adalah uang sebanyak tiga milyar rupiah.

Tentu saja bukan jumlah yang sedikit, kemudian tamu tersebut menyampaikan pesan bahwa uang tersebut adalah pemberian Gus Dur agar dibagikan kepada yatim piatu yang ada di Kabupaten Malang.

Lagi-lagi alasan Gus Dur tersebut karema tidak mau kebaikannya diketahui banyak orang.

6. Gus Dur dan umat Hindu Bali

Setelah kejadian bom Bali, Gus Dur sangat sedih memikirkan kondisi keamanan umat muslim yang ada di sana. Ia bingung apa yang harus dilakukannya.

Kemudian ketua Hindu-Bali diangkat menjadi ketua dewan Syuro PKB oleh Gus Dur, keputusan ini ditentang banyak orang dari kalangan NU, tapi Gus Dur tetap pada pendiriannya.

7. Gus Dur dan kisah masjid

Sepeninggal Gus Dur banyak sekali ditemukan bangunan masjid dan tanah wakaf pemberian beliau.

Tersebar di beberapa daerah hingga Pulau luar bahkan sampai ke Negara Kincir Angin (Belanda). 

Maka sebab itulah Gus Dur dekat dengan tokoh-tokoh non muslim demi melancarkan strategi dakwahnya termasuk meloloskan izin pendirian masjid di Belanda yang Bahkan takmirnya adalah Putera Ketua Korcab Banser kabupaten Malang.


Pewarta : Adit

Editor : Nys

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama