Tragedi Kanjuruhan Belum Genap Satu Minggu, Gas Air Mata Kembali Memakan Korban Di Argentina

Suporter Gimnasia dan Boca Junior menerobos pagar pembatas dan masuk ke tengah lapangan


Bacadoloe.com - Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi tragis dalam dunia sepakbola. Ratusan korban jiwa meninggal akibat gas air mata. 

Belum genap satu minggu tragedi Di Kanjuruhan Malang. Kali ini, terjadi kembali penembakan gas air mata oleh aparat di Argentina.

Kejadian memilukan tersebut terjadi sebel pertandingan Gimnasia melawan Boca Juniors. Tragedi serupa tersebut kabarnya memakan korban satu nyawa seorang suporter.

Menurut sumber media lokal Argentina, kejadian tersebut diawali dari bentrok aparat dengan suporter di luar stadion. Namun, setelah penembakan gas air mata seluruh suporter pun berhamburan lari dan berdesakan. 

Melansir dari BBC, laga lanjutan Liga Argentina antara Gimnasia vs Boca Juniors terpaksa dihentikan akibat perseteruan polisi dengan suporter di luar Stadion Juan Carmello Zerillo, La Plata, Jumat (7/10/2022). 

Dalam insiden tersebut polisi dan suporter terlibat bentrok. Sampai artikel ini diturunkan masih belum  diketahui pemicunya. Padahal laga baru berjalan 10 menit. 

Guna mengantisipasi bentrokan yang lebih luas, aparat setempat memukul mundur suporter dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Namun sangat disayangkan, salah satu suporter kembali menjadi korban tindakan yang dilakukan oleh aparat. 

Penonton yang berada di tribune sampai berlari ke tengah lapangan, untuk mencari mencari keamanan di ruang terbuka. Sebagian fans menerobos pagar untuk mencoba masuk ke lapangan stadion Carmelo Zerillo di La Plata.

Tak lama kemudian, Menteri Keamanan Buenos Aires Serguo Berni mengonfirmasi satu penonton tewas. Pria berusia 57 tahun terkonfirmasi tewas akibat serangan jantung, saat dipindahkan dari stadion ke rumah sakit.

Bentrok tersebut kini masih dalam proses penyelidikan, dengan dugaan awal adalah penjualan tiket yang melebihi kapasitas.

Wasit yang memimpin pertandingan tersebut, Hernan Mastrangelo mengatakan, situasinya sangat buruk. Ia menyebut gas air mata membuat udara tak bisa dipakai bernapas.

"Itu mempengaruhi kami semua di lapangan. Udara menjadi tidak bisa dipakai untuk bernapas. Situasi menjadi tidak terkendali dan tidak ada jaminan keamanan," Ujarnya.

Kejadian di Argentina itu persis dengan kejadian yang terjadi di Indonesia. Dan bahkan hanya berselang sepekan di Stadion Kanjuruhan, seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Pewarta: Khoirus

Editor: Ady

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama