Sejarah Pesantren Tertua Di Indonesia, Sidogiri Warisan Walisongo Dari Sayyid Abdurrahman Hadramaut Sebagai Pendiri

K.H. A. Fuad Noerhasan bersama K.H Abdulloh Syaukat Syiradj Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri 


Bacadoloe.com - Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, tidak heran kalau Dunia Pesantren sangat mengakar di kalangan masyarakat Indonesia. Lembaga yang dianggap mampu mencetak seseorang yang unggul dalam bidang pengetahuan plus keagaaman. 

Dunia Pesantren di Indonesia sudah mengakar dari dulu. Bahkan perkembangannya mulai diperhitungkan oleh Pemerintah. Tingkat daya saing yang kuat, serta mental yang baik dan karakter yang bagus meningkatkan daya tarik para santri yang di gembleng oleh seorang guru, ustadz atau kiyai dan gus. 

Sistem pendidikan yang berbeda dibandingkan sekolah formal biasa, Pesantren menjadi lembaga super paket komplit di tengah masyarakat. 

Bahkan, untuk meningkatkan daya saing dengan sekolah negeri, tak jarang lembaga yang ada di Pesantren memenuhi fasilitas dan sarana prasarana yang dibutuhkan. 

Berdasarkan data yang terhimpun oleh Kementrian Agama. Tercatat kurang lebih 27.722 Pesantren di seluruh Indonesia. Secara umum tiap provinsi tercatat ada 1000 lembaga, kecuali provinsi Aceh 1.186 dan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat memiliki Pesantren sebanyak 3.000.

Menarik untuk menelisik sebuah Pesantren Tertua yang ada di Indonesia. Potret perjuangan para ulama mengembangkan dunia Islam, dimulai dari sebelum penjajahan sampai dengan saat ini. 

Hal tersebut dibuktikan dengan sejarah berdirinya sebuah Pesantren yang menjadi tempat para walisongo dalam menyebarkan Islam, serta membimbing masyarakat. 

Salah satu Pesantren Tertua di Indonesia, adalah Pesantren Sidogiri. Diperkirakan, lembaga paling tua di Indonesia ini didirikan pada tahun 1745.

Sayyid Sulaiman, merupakan seorang tokoh yang mendirikan Pesantren Sidogiri pada tahun 1745. Beliau memiliki garis keturunan yang dihormati dari ayahnya yakni Sayyid Abdurrahman, seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut di negara Yaman. Sedangkan ibunya, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati.

Diceritakan bahwa waktu itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia. Sayyid Abdurrahman lalu membabat lahan hutan tersebut selama 40 hari lamanya untuk mendirikan sebuah lembaga, yang kini dikenal sebagai Pondok Pesantren Sidogiri.

Dalam pembangunan ponpes tersebut Sayyid Abdurrahman dibantu oleh Aminulloh, seorang santri pertama yang berasal dari Pulau Bawean sekaligus sosok yang nantinya menjadi menantunya. Catatan penerus dari ponpes Sidogiri mengalami pergantian yang panjang.

Namun, Pesantren Sidogiri kini telah menjadi sebuah lembaga tertua yang ada di Indonesia. Namun tetap berhasil mempertahankan ajaran Islam, menerapkan sistem pendidikan keagamaan, tapi tetap mampu mengikuti perkembangan serta tuntutan zaman.

Pewarta: Heru

Editor: Ady

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama