Presiden Jokowi saat memberi sambutan di Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI (tangkapan layar Youtube Sekretariatan Presiden) |
Bacadoloe.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia akan masuk ke dalam negara dengan ekonomi paling besar di dunia tahun 2030.
Hal tersebut disampaikannya saat Presiden Jokowi memberikan sambutan pada acara Peresmian Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI), di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Menurut Jokowi hal tersebut bisa dicapai jika seluruh pihak tetap menjaga konsistensi dalam melakukan transformasi untuk mengelola potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Konsistensi yang harus dijaga menurut Jokowi adalah dalam transformasi pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki, salah satunya adalah secara konsisten menghentikan ekspor bahan mentah melalui hilirisasi industri yang telah dilakukan.
“Target dari yang sudah kita hitung nanti di tahun 2030-an, Indonesia akan masuk nomor 7 GDP yang paling besar dunia dan pada saat Indonesia emas, hitungan kita, kita sudah masuk ke 4 besar atau 5 besar ekonomi dunia, asal konsistensi ini terus kita jaga,” kata Jokowi.
Konsistensi itu harus terus dijaga dan terus diingatkan,Jokowi bahkan sampai memperingatkan jangan kembali ekspor bahan mentah lagi.
"hati-hati kita semuanya harus mengingatkan ini. Meskipun sekali lagi, kita digugat tapi kalau kita digugat ragu-ragu dan muncul lagi, kapan lagi kita akan bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden ke 7 tersebut juga menjelaskan bahwa upaya lain yang dapat menciptakan lompatan nilai tambah ekonomi Indonesia adalah dengan melakukan pengambilalihan saham perusahaan asing yang mengelola potensi kekayaan alam negeri ini, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya terhadap PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan.
“Ada sebuah transformasi teknologi, ada sebuah transformasi ekonomi yang kadang-kadang kita enggak sadar,”ujarnya.
“Dulu ya kita dapat dividen 9 persen, sekarang kita dapat dividen 51 persen, dapat pajaknya jelas lebih besar, dapat penerimaan negara bukan pajak (PNBP), kemudian dapat bea ekspor juga lebih besar, setelah dihitung-hitung dari pendapatan mereka, kita 70 persen itu masuk ke negara, dari sebelumnya hanya dividen 9 persen,” ungkapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Mensos Tri Rismaharini.
Pewarta : Nur
Editor : Nys