Pondok Pesantren Paling Tua Di Indonesia, Lembaga Tertua Berusia 500 tahun

Pondok Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya salah satu pondok tertua di Indonesia 


Bacadoloe.com - 

1. Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen berusia 546 tahun

Dikutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Pondok Pesantren ini berdiri pada tahun 1475. Pendirinya adalah Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani dari Hadhramaut, Yaman.

Bukti pendirian Pesantren terdapat pada prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9 kg di dalam masjid Pondok tersebut. Pesantren ini menjadi bukti penyebaran Islam yang sudah ada sejak zaman Prabu Brawijaya (1447-1451) penguasa Majapahit.

2. Pondok Pesantren Luhur Dondong, Semarang berusia 412 tahun

Layanan perpustakaan digital UIN Walisongo, Semarang, menyatakan pondok pesantren ini sebagai yang tertua di Jawa Tengah. Salah satu santrinya KH. Ihsan bin Mukhtar mendirikan Pesantren Al-Ishlah.

Situs Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir menyatakan, ponpes ini didirkan Kiai Syafi'i Pijoro Negoro pada tahun 1609. Kiai tersbeut adalah salah satu komandan pasukan Sultan Agung saat menyerbu Batavia.

3. Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang berusia 319 tahun

Pesantren yang sudah melayani masyarakat selama tiga abad ini berdiri pada tahun 1702. Dikutip dari situsnya, pendirian ponpes berawal dari kisah Babat Tanah Prajjan yang dilakukan Kiai Abdul 'Allam.

Sang Kiai yang bernama asli Pang Ratoh Bumi diperintah gurunya untuk berdakwah di timur utara kota Sampang yaitu desa Panyajjeen. Wilayah itu kini menjadi Desa Prajjan, Kecamatan Camplong. Saat ini, ponpes juga menyediakan layanan pendidikan formal bagi masyarakat.

4. Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon berusia 306 tahun

Dikutip dari website PCNU Kabupaten Cirebon, pondok pesantren Babakan Ciwaringin berdiri pada tahun 1705. Ponpes ini didirikan Ki Jatira yang merupakan kiai berdarah Mataram.

Nama asli Ki Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Ki Jatira memilih wilayah Babakan yang saat itu merupakan padukuhan kecil di Kabupaten Cirebon barat daya. Kehadiran ponpes diharapkan bisa mengubah kehidupan masyarakat miskin serta menyebarkan Islam.

5. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan berusia 276 tahun

Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak. Dikutip dari situsnya, posped didirikan Sayyid Sulaiman pada tahun 1745 M atau 1158 H.

Sayyid Sulaiman adalah keturunan Rasulullah SAW dari marga Basyaiban. Sidogiri awalnya adalah hutan belantara yang banyak dihuni hewan buas, sehingga tidak dijamah manusia. Pembukaan lahan menjadi ponpes dilakukan selama 40 hari. Ponpes Sidogiri masih melayani masyarakat hingga kini di bidang pendidikan.

6. Pondok Pesantren Buntet, Cirebon berusia 271 tahun

Buntet awalnya adalah sebuah desa yang menjadi lokasi tempat tinggal Mbah Muqoyyim. Dikutip dari situsnya, dialah yang kemudian mendirikan Pondok Pesantren usai melepas jabatan sebagai mufti Kesultanan Cirebon.

Sosoknya sangat dihormati masyarakat dan pihak kolonial usai menangani Cirebon yang saat itu terserang wabah. Selain sebagai sosok karismatik, Kiai Moqoyyim juga terkenal tidak mau berkompromi dengan penjajah hingga memilih hidup bersama masyarakat yang menghadirkan rasa damai.

7. Pondok Pesantren Jamsaren, Surakarta berusia 271 tahun

Dikutip dari situs laduni.id, ponpes ini berdiri pada 1750 diambil dari nama pendirinya Kiai Jamsari. Pesantren berdiri pada masa Pakubuwono IV yang awalnya berupa surau kecil.

Pondok Pesantren sempat vakum pada 1830 - 1878 akibat serangan penjajah kolonial. Seorang alim bernama Kiai H Idris, yang merupakan salah satu pembantu Pangeran Diponegoro membangun kembali tempat itu hingga besar dan sukses seperti sekarang.

8. Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH), Malang berusia 253 tahun

PPMH lebih dikenal sebagai pondk pesantren Gading, Malang, karena letaknya di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Ponpes ini didirikan KH Hasan Gunadi pada 1768.

Pesantren ini mengalami kemajuan saat diasuh KH Moh Yahya yang merupakan salah satu santrinya. Sang Kiai membolehkan para santri menuntul ilmu di lembaga formal di luar pesantren. Dalam praktiknya dia selalu mewanti-wanti siswa dengan ucapan, Niatmu jangan sampai keliru. Yang pertama adalah niat mengaji dan niat yang kedua adalah niat sekolah, Insya Allah akan berhasil kedua-duanya.

9. Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, berusia 246 tahun

Pesantren ini memiliki nama lengkap Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah, yang didirikan Kiai Qomaruddin. Saat itu masjid berdiri di dukuh Sampurnan, antara Masjid Kiai Gede Bungah dengan Kantor Distrik Kecamatan Bungah.

Kata Sampurnan merupakan kependekan dari kata sampurno temenan, yaitu benar-benar tampat yang sempurna Pada tahun 1960-an atas inisiatif putra Kiai Sholih Musthofa, Kiai Hamim Shalih, pesantren ini diberi nama Darul Fiqih. Pada 1972, ponpes resmi memiliki badan hukum dalam bentuk yayasan bernama Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin.

10. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan 234 tahun

Dikutip dari situsnya, pesantren berawal dari sebuah langgar kecil yang didirikan Kiai Itsbat bin Ishaq. Pondok didirikan pada tahun 1787 yang terkenal dengan karakter sederhana, rendah hati, dan bijaksana.

Pesantren awalnya berlokasi di sebidang tanah yang sempit dan gersang dengan sebutan Banyuanyar. Nama ini berarti air baru, yang diharapkan bisa menjadi harapan bagi masyarakat sekitar. Nama Darul Ulum digunakan secara formal sejak tahun 1980an sebagai nama lembaga.

Pewarta: Khoirus

Editor: Ady

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama