Ilustrasi Pleno layang-layang PC GP Ansor Bondowoso |
Bacadoloe.com - Rapat pleno merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasi, sebagai wujud nyata koordinasi, perencanaan, evaluasi dan menetapkan hasil-hasil musyawarah mufakat para pengurus Harian maupun beserta Anggotanya. Saat resmi mengucapkan janji suci pelantikan mulai detik itulah rancangan progam organisasi di plenokan bersama sebelum rapat-rapat formal, in-formal dan non-formal.
Layangan merupakan alat permainan yang terkenal di dunia maupun Indonesia, terbuat dari kerangka bambu, dengan kertas tipis khusus diikatkan pada tali kemudian diterbangkan ke udara, sambil lalu diulur dan ditarik agar tetap terhembus angin terbang di udara.Jika layangan itu terus di ulur, akan menjadi jauh dipandang dari daratan terbang ke udara. Permainan layangan ini memang sungguh menyenangkan sebagai hiburan rakyat, tapi tidak menyenangkan bahkan mengecewakan jika dikonotasikan karena tarik-ulur sesuatu yang seharusnya segera dilaksanakan didalam organisasi mengacu pada pedoman organisasi.
Sejatinnya atas dasar PD-PRT-PO GP Ansor masa jabatan Pengurus Kabupaten/Pimpinan Cabang diberikan Nyawa pengabdian selama 4 Tahun menerima amanah dan tanggung jawab estafet kaderisasi. Sebagai pengurus pasti harus paham manajemen Organisasi yang tidak asing lagi ditelinga mereka masing-masing dengan inisial POAC yaitu, Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Empat point tersebut harus ter-internalisasi dalam jiwa pengurus, tidak hanya seorang Simbol/ketua Organisasi.
Setiap makhluk bernyawa pasti mati, itu adalah hukum alam yang tidak bisa ditunda-tunda ketetapannya, jika ingin dianggap iman kepada kodrat ilahi. Kesadaran Naif terkadang menjadi tabir menuju purna dari melepas jubah kekuasaan. Sehingga, mengabaikan kitab suci organisasi yang hanya tersimpan difolder virtual dan berdebu dirak buku kader-kader bebek.
Pleno organisasi dengan layangan relevansinya secara etimologi memang tidak ada, tetapi secara koheren dari epistimologi cukup logis apabila tarik-ulur menetapkan hasil rapat pleno sama seperti para pemain lomba layangan yang takut kalah terhadap saingan pemain lainnya. Memang sebelum pleno dilaksanakan harus punya draft/rancangan dari diskusi-diskusi kecil yang akan diplenokan, maka akan menemukan arah tujuan bersama demi terlendingnya program organisasi.
Pemain layang-layang yang suka tarik-ulur biasanya karena layangannya oleng, jika dianalogikan dengan konferensi PC GP Ansor Bondowoso yang nyawa pengabdian akan habis harus menggelar konfercab tanggal 02 Oktober 2022 karena tanggal 8 Oktober 2022 SK-nya mati dikutip seorang pengamat layangan PC GP Ansor Bondowoso, karena hembusan angin kencang takut putus layangannya maka diulurlah layangan tersebut yang bersimbol Segitiga warna hijau. Hal ini, yang membuat tidak berintegritasnya seorang pemain layang-layang. Mungkin mereka lupa bahwa semakin lama bermain tidak mengenal waktu itu adalah time kills you dikutip dari anak TK.
Jelas dalam hal ini, waktu adalah ruang dinamika disegala dimensi kehidupan termasuk di organisasi. Seorang intelejen kelas Dunia Ansor menyebutkan tarik-ulur ini akan tetap terjadi sampai tanggal 23 Oktober 2022. Dalam rentang waktu sebelum tanggal 23 Oktober 2022 PC GP Ansor Bondowoso mungkin sedang mengasah keris empu gandringnya dan ilmu rangka gunungnya untuk dipakai di konferensi nanti.
GP Ansor adalah ruang berkhidmat bersama-sama bukan hanya bersatu, bersatu itu untuk melawan mereka yang jelas adalah musuh ideologi, berjuang melanjutkan estafet kaderisasi, berjuang seyogyanya santri KH Wahab Hasbullah kader Ansor pengawal Ulama’ Nahdhatul Ulama’ dan menjadi Self Control Umara’.
Penulis : EF
Editor : Nys