Kolaborasi PCNU Bondowoso bersama Pemdes Grujugan Kidul dalam kegiatan " Sapa Warga Bina Desa" |
Bacadoloe.com - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama' (PCNU) Kabupaten Bondowoso mengadakan acara bersama Pemerintah Desa Grujugan Kidul, pada hari Jum'at (21/10/2022) Malam.
Kolaborasi antara PCNU bersama Pemdes Grujugan Kidul dalam kegiatan "Sapa Warga dan Bina Desa", diadakan bertempat di halaman Balai Desa Grujugan Kidul Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso. Turut hadir juga pada kegiatan tersebut Anggota DPRD bersama Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso, Kepala Desa Grujugan Kidul Dan Forkopimda Grujugan.
Dalam proses jalannya acara, kegiatan ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Indonesia Raya dan Yalal Wathon. Proses menyanyikan lagu berjalan dangn khidmat dan diikuti oleh seluruh jama'ah yang hadir. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan sambutan sebelum acara inti dimulai.
Kepala Desa Grujugan Kidul, Tofan Firdaus dalam sambutannya menyampaikan terima kasih banyak kepada PCNU Bondowoso, karena telah melaksanakan kegiatan "Sapa Warga dan Bina Desa" di Desa Grujugan Kidul. Ia menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena sudah mendapatkan kepercayaan penuh dari PCNU untuk mensukseskan kegiatan tersebut.
"Merupakan sebuah perhargaan bagi kami atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan PCNU Bondowoso, acara Sapa Warga dan Bina Desa ditempatkan di Desa kami," Buka Kepala Desa Grujugan Kidul, Tofan Firdaus dalam sambutannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MWC NU Grujugan yakni Ali Mansur menuturkan bahwa NU adalah organisasi masyarakat, maka harus dekat dan hadir di tengah-tengah masyarakat. Ia menekankan bahwa kehadiran NU di tengah masyarakat adalah wujud kontribusi organisasi terbesar di Indonesia tersebut memperhatikan keadaan masyarakat.
"Keberadaan NU harus dirasakan oleh warga, dengan memberikan banyak kontribusi ke mereka," Sambutnya.
Disisi lain, Ahmad Dafir selaku Mustasyar PCNU Bondowoso, menjelaskan bahwa pemerintah dan ulama' harus bekerja sama dalam membangun pemerintahan, berupaya memajukan masyarakat, dan menciptakan kesejahteraan untuk rakyat.
Ketua DPRD Bondowoso tersebut melanjutkan, bahwa hubungan antara agama dengan pemerintahan tidak bisa dipisahkan. Menurutnya, agama adalah ibarat sebagai pondasi, lalu pemerintahan sebagai alat untuk menjaga, melindungi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan landasan agama.
"Agama sebagai pondasi, pemerintah yang menjaga, melaksanakan, melindungi, dan melayani masyarakat," Buka Ahmad Dafir.
Dalam penjelasannya, Ahmad Dafir yang juga merupakan Ketua DPC PKB tersebut menyebut bahwa, NU dalam sejarah tidak pernah berbuat aneh-aneh, apalagi sampai pada titik melawan dan mengingkari Pemerintah yang sah. Ia juga menceritakan ketika zaman Orde Baru, saat NU masih dianaktirikan dan bahkan dimusuhi. Namun, tetap organisasi yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari tersebut tidak pernah memberontak kepada Pemerintah.
"Meskipun dulu zaman pak Harto kami diinjak-injak, kami tidak pernah makar, tetap bertanggung jawab menjaga kemerderkaan Indonesia yang merupakan warisan kyai-kyai NU," sampainya.
Sementara itu, KH. Abdul Qodir Syam selaku Ketua PCNU Bondowoso menyatakan bahwa NU dari awal komitmen menjaga keutuhan Negara. Ia menyatakan bahwa kehadiran Pesantren dulu menjadi markas perjuangan santri, untuk melindungi dan merawat hasil kemerdekaan yang diperoleh oleh bangsa Indonesia.
"Di mana-mana pesantren-pesantren Kyai NU dulu menjadi markas perjuangan, seperti Sukorejo, Sidogiri, dan lain-lain," Terang Kyai Abdul Qodir Syam.
"Sejarah NU tidak pernah bughot terhadap negara tetapi merawat negara," Jelasnya.
KH. Abdul Qodir Syam menyebut bahwa NU adalah organisasi yang selalu menjaga dan merawat negara, bahkan dalam keadaan genting sekalipun.
Perlu diketahui, kegiatan "Sapa Warga Bina Desa" Tersebut juga sebagai bentuk peduli kepada sesama. Bahkan setiap kegiatan ini berlangsung juga pemberian, pasti juga memberikan santunan kepada 50 lansia dan 10 anak yatim.
Pewarta: Adit
Editor: Ady