Sumber foto, nuonline_id |
Bacadoloe.com - Pancasila tidak hanya naskah yang ditulis dan dihafal, melainkan kristalisasi inti sari dari religiusitas dan nasionalisme dalam kehidupan di Nusantara.
Sebab itu, pancasila terus selaras dalam perkembangan zaman Negara Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke mampu menerima nilai-nilai Pancasila.
Bahkan Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur menyatakan, “Pancasila adalah dasar negara yang mempertemukan paham nasionalisme dan agamis sehingga tidak ada tempat bagi negara yang ingin memecah belah." Tegasnya.
Presiden yang dikenal sebagai seorang wali itu pernah ditanya tentang Pancasila oleh wartawan.
Begini dialog Gus Dur dan wartawan:
Wartawan: "Gus, bagaimana menurut Islam bahwa Indonesia yang memilih bentuk negara Pancasila, melainkan bukan Negara Islam?"
Sebelum menjawab Gus Dur dengan gelagat humorisnya mempertanyakan balik kepada wartawan.
Gus Dur: "Menurut siapa dulu, NU atau Muhammadiyah?"
Gus Dur: "NU, deh Gus,"
Gus Dur: "Ya hukumnya boleh, bentuk negara itu hanya wasilah bukan ghayah atau tujuan."
Wartawan: "Kalau menurut Muhammadiyah?"
Gus Dur: "Sama."
Lanjut pertanyaan kedua dari wartawan.
Wartawan: "Kalau melawan Pancasila, boleh tidak Gus?kan bukan Al-Qur'an?"
Lagi-lagi Gus Dur mempertahankan balik.
Gus Dur: "Menurut NU atau Muhammadiyah?"
Wartawan: "Muhammadiyah, dulu Gus."
Gus Dur: "Ya kalok ini tidak boleh, Pancasila itu bagian dari kesepakatan, perjanjian bersama. Islam mengecam keras perusak janji."
Wartawan: "Kalau menurut NU?"
Gus Dur: "Sama."
Wartawan pun ketawa dan agak kesal...
Alfatihah untuk Al-Marhum Gus Dur ...
Pewarta: Hendra
Editor: Ady