Doa Kiai Abbas Buntet Jatuhkan Pesawat Hercules Belanda, Potret Perjuangan Ulama Tragedi Pertempuran 10 November

Foto kiai Abbas Buntet yang dikenal punya kesaktian luar biasa 

Bacadoloe.com - Terbebasnya Indonesia dari genggaman bangsa asing tidak luput dari perjuangan para Kiai dan santri. Para Kiai pesantren merupakan komunitas pejuang yang sedari awal getol membangkitkan dan menggerakkan perjuangan rakyat sehingga muncul pergerakan nasional kemerdekaan dari sejumlah kalangan. Para kiai dikomandoi oleh KH Hasyim Asy’ari membangun pesantren, menanamkan spirit nasionalisme, dan menggerakkan perlawanan secara kultural. 

Dalam pergerakan kemerdekaan, selain adanya Tentara Pembela Tanah Air (PETA), juga dikenal laskar santri yang sangat militan yaitu Laskar Hizbullah yang dipimpin KH Zainul Arifin dan Laskar Sabilillah yang dipimpin oleh KH Masjkur. 

Salah satu ulama di Pulau Jawa yang sakti berikutnya adalah Kiai Abbas Buntet. Kiai yang kharismatik dan sangat alim berasal dari Cirebon.

Perlu diketahui, Kiai Abbas ikut berjuang mengusir penjajah Belanda dengan melakukan perlawanan yang cukup sengit. Beliau merupakan putra dari salah seorang ulama NU, yaitu Kiai Abdul Jamil.

Kiai Abbas Buntet dilahirkan pada 25 Oktober 1800 Masehi di Cirebon. Kiai Abbas sewaktu muda juga merantau di banyak pesantren untuk menuntut ilmu. Bahkan, juga ke Makkah untuk menimba ilmu dan pengalaman bersama para ulama lainnya, seperti KH Wahab Hasbullah. 

Ketika sudah matang, Kiai Abbas Buntet lantas kembali ke pesantrennya di Cirebon untuk ikut mengajar para santri. Di pesantren tersebut, ilmu kanuragan diajarkan kepada para santri untuk mengusir para penjajah Belanda. Bahkan Pesantren Buntet dijadikan sebagai markas pergerakan prajurit Republik Indonesia.

Sehingga Pesantren Buntet ini menjadi basis pergerakan untuk melawan penjajah Belanda yang tergabung dalam barisan Laskar Hizbullah. Kiai Abbas Buntet juga dikenal sebagai sosok yang sakti mandraguna, bahkan hal tersebut dilakukannya saat melawan para penjajah Belanda. 

Hal tersebut diungkapkan oleh KH Ahmad Bahauddin atau Gus Baha, beliau menceritakan tentang sepenggal kisah saat Bung Tomo meminta saran kepada Hadhratusy Syaikh Kiai Haji Hasyim Ashari. Saat itu Bung Tomo ingin perang dilaksanakan lebih cepat, namun Kiai Haji Hasyim melarangnya karena suatu alasan.

"Saya masih ingat beberapa cerita lisan, dulu perang itu harusnya 7 November, Bung Tomo datang ke Mbah Hasyim, kata Mbah Hasyim jangan. Kiai sik bagian nyeblokno pesawat durung teko (kiai yang bagian jatuhkan pesawat belum datang)," ujar Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube At-Tasbiha, Senin (14/2/2022).

Menurut Gus Baha, Kiai Abbas Buntet memiliki karomah yang luar biasa. Doa yang beliau panjatkan kepada Allah Subahanu wa ta'ala mampu menjatuhkan pesawat penjajah.

"Alhasil nunggu Kiai Abbas dari Buntet doanya spesial untuk menjatuhkan pesawat. Saya kebetulan kenal dengan cucu-cucu Kiai Abbas Buntet," lanjut Gus Baha.

Ketika tragedi perang 10 November 1945 yang dipimpin Bung Tomo terjadi, Kiai Abbas berdiri tegak di halman masjid sembari mengadahkan kedua tangan ke langit. Dari sanalah keajaiban yang sulit dicerna logika pun terjadi.

Ribuan penumbuk padi dan lesung dari rumah rakyat langsung berhamburan seolah menyerang para musuh. Tidak lama berselang, penjajah mengirimkan pesawat bomber hercules namun tiba-tiba saja meledak di udara.

Pewarta: Eru

Editor: Ady 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama