Direktur Walhi Bali Made Krisna Dinata Akui Banjir Bandang Karena Kerusakan Lingkungan

Direktur Walhi Bali Made Krisna Dinata saat di undang acara podcast


Bacadoloe.com - Banjir bandang dan longsor terjadi beberapa kali di Bali dalam satu pekan terakhir. Terutama di Kabupaten Karangasem Dan Kabupaten Jembrana. 

Made Krisna Dinata selaku Direktur Eksekutif Walhi Bali mengatakan bahwa banjir bandang yang terjadi sepanjang beberapa waktu lalu, tak dapat dipungkiri banjir dan longsor yang terjadi saat curah hujan tinggi itu karena faktor banyaknya alih fungsi lahan di pulau dewata tersebut.

"Jadi, adanya bencana akhir-akhir ini yang sangat besar menimpa Jembrana dan Karangasem itu. Menurut hemat kami, ditengarai adalah alih fungsi lahan yang signifikan, yang disebabkan oleh salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang atraktif terhadap lingkungan," Buka Krisna saat ditemui di Kantor Walhi Bali di Denpasar, Selasa (18/10/2022).

Made Krisna Dinata juga memberikan catatan terhadap cuaca ekstrem yang mulai masuk wilayah Indonesia. Ia melanjutkan, hal tersebut menyebabkan kemungkinan terumbu karang seluas 5,2 Hektare, terancam hilang karena adanya proses pengerukan tersebut. 

"Terlebih, ketika menghadapi cuaca ekstrem seperti akhir-akhir ini, sebab terdapat terumbu karang seluas 5,2 hektar yang akan terancam hilang oleh aktivitas pengerukan tersebut. Yang di mana terumbu karang di Pesisir Sanur memiliki fungsi sebagai barrier reef untuk menahan gelombang dari pesisir menuju ke daratan," Tambahnya.

Direktur Walhi Bali tersebut juga tidak memungkiri beban lingkungan di Bali yang terus bertambah. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh tidak teeciptanya tata kelola lingkungan yang baik. 

"Beban lingkungan yang terus bertambah, tanpa adanya perbaikan tata kelola lingkungan serta perbaikan berupa perluasan ekosistem yang rusak dan pembatasan pembangunan infrastruktur yang menyebabkan alih fungsi lahan serta perubahan bentang alam akan sangat berdampak serius bagi lingkungan Bali ke depannya," Imbuhnya.

Made Krisna Dinata juga menyayangkan pengrusakan lingkungan yang terjadi yang membuat ekosistem menjadi rusak. Proses alih fungsi lahan tersebut menjadikan keseimbangan lahan menjadi tidak baik. 

Kemudian, Direktur Walhi Bali tersebut juga menuturkan banyak lahan yang kerapkali dikonversi menjadi infrastruktur, sehingga merubah bentang alam yang ada. 

Bahkan tak jarang ekosistem esensial seperti mangrove yang memiliki fungsi vital dalam memitigasi bencana juga kerap terancam.

"Salah satunya karena adanya rencana pembangunan terminal LNG di kawasan mangrove dan pesisir Sanur. Rencana pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai, sedikitnya akan menghilangkan 14,5 hektare mangrove," Tutupnya.

Pewarta: Eru

Editor: Ady

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama