Begini Kata Gus Yahya, Gus Mus Dikorbankan Menghadap Kiai As'ad Tentang Perbedaan Asas Tunggal Pancasila

Foto Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus dan Kiai As'ad Syamsul Arifin Situbondo

Bacadoloe.com - Gus Yahya bernama lengkap KH. Yahya Cholil Staquf merupakan Ketua Umum PBNU yang juga keponakan KH. Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus.

Beliau mengkisahkan sejarah perdebatan KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) dengan Kyai Sepuh NU yakni KHR. As'ad Syamsul Arifin (Kyai As'ad).

Perdebatan ini terjadi tatkala Kyai As'ad mendengar laporan dari intelnya yang bernama Anwar Nuris, bahwa Komisi Rekomendasi Muktamar NU  berbeda pendapat dengan Kyai asal Situbondo Jawa Timur itu.

Muktamar NU yang digelar di Kabupaten Situbondo pada tahun 1984 itu, melalui Komisi Rekomendasi telah menyusun draf menolak Asas Tunggal Pancasila.

Mendengar hal itu, Kyai As'ad sosok kyai karismatik yang disungkani tokoh-tokoh besar NU memanggil Komisi Rekomendasi untuk menghadapnya.

Kendati demikian, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selaku ketua Komisi Rekomendasi bersama seluruh anggotanya tidak ada yang bersedia menghadap Kyai As'ad.

Kemudian, Gus Dur mengorbankan Gus Mus untuk menghadap Kyai As'ad dalam rangka menyampaikan argumentasi tidak satu pandangan persoalan Asas Tunggal Pancasila.

Kemudian Gus Mus menghadap Kyai As'ad yang akhirnya terjadi perdebatan antara kedua tokoh hebat tersebut.

Kyai As'ad bertanya kepada Gus Mus, kenapa Asas Tunggal Pancasila tidak diterima.

Gus Mus menjawab, NU bukan mau menerima atau menolak melainkan mau mendudukkan persoalan tersebut secara proporsional.

Lalu Kyai As'ad menyatakan, bahwa Pak Harto tidak butuh hal itu, Presiden kedua itu butuh pokoknya Asas Tunggal Pancasila diterima.

Lantas Gus Mus memberikan alasan kembali, bahwa tidak harus menuruti seluruh apa yang diminta oleh Pak Harto.

Kendati demikian, Kyai As'ad bertanya kembali ke Gus Mus, bagaimana seandainya terjadi apa-apa karena menolak kemauan pak Harto.

Gus Mus pun kembali menjawab pertanyaan Kyai As'ad, bahwa NU sebesar ini Pak Harto tidak bakal berani melakukan sesuatu kepada NU.

Kyai As'ad pun mempertegas pertanyaannya, yakni bagaimana kalau Pak Harto berani, siapa yang bertanggung jawab kepada Allah dan umat.

Gus Mus pun mempertanyakan balik kepada Kyai As'ad, jika Asas Tunggal Pancasila diterima, siapa yang mempertanggungjawabkan dihadapan Allah dan umat. 

Kyai As'ad dengan tegas menjawab pertanyaan Gus Mus bahwa beliau sendiri yang bertanggung jawab kepada Allah dan umat atas Asas Tunggal Pancasila.

Dari kisah ini, NU menerima Asas Tunggal Pancasila hingga saat ini.

Hal ini tradisi NU, asal sudah ada otoritas yang bisa mempertanggungjawabkan segala hal, maka semua urusan selesai.


Pewarta: Hendra

Editor : Nys

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama