14 Pahlawan Nasional Yang Jarang Diketahui Orang, 3 Berasal Dari Kalangan Perempuan

Foto Mohammad Hatta Pahlawan Nasional saat berada di pengasingan Pangkalpinang

Bacadoloe.com - Sejumlah nama Pahlawan Nasional punya kontribusi besar dalam kemerdekaan Indonesia. Mulai dari berjuang merintis kemerdekaan hingga berperan dalam masa-masa Revolusi. Dalam rentan waktu sekian tahun, rentetan peristiwa sebagai tantangan awal dari Kemerdekaan. 

Seperti diketahui, Indonesia berada dalam kuasa kolonial ratusan tahun lamanya. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda hingga Jepang pernah menancapkan kuasanya di Negeri ini.

Pahlawan adalah orang yang berjiwa besar yang rela berkorban dan berjuang atas nama Bangsa dan Negara. Mereka berjuang mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran demi memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

14 Pahlawan Nasional Indonesia yang berkontribusi besar dalam perjuangan Kemerdekaan sebagai berikut:

1. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan Pahlawan dari kalangan perempuan yang lahir di Aceh Besar tahun 1848. Semasa Perang Aceh, dirinya menjadi sosok pimpinan pasukan untuk melawan Belanda.

Cut Nyak Dien dikenal sangat gigih melawan Belanda, karena juga ingin membalas kematian suaminya yang meninggal akibat perang. Perjuangan Cut Nyak Dien pun membawa dirinya ke sosok Teuku Umar yang pada akhirnya menjadi suami kedua beliau.

2. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol adalah sosok yang lahir di Kampung Tanjung Bunga, Sumatra Barat pada 1772. Di sana, dia adalah seorang ulama dan pimpinan masyarakat.

Dalam perjalanannya, buntut pertentangan kaum Adat dan kaum Paderi (kaum agama), Imam Bonjol akhirnya melawan Belanda. Ia juga berjuang bersama kaum Paderi pada tahun 1803 sampai 1838.

3. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman, seorang tokoh besar yang lahir di Bodas Karangjati tanggal 24 Januari 1916. Dia adalah seorang panglima besar sekaligus jenderal pertama dan termuda di Indonesia.

Ketika berusia 31 tahun, Jenderal Soedirman bergabung dengan Pahlawan Kemerdekaan yang lain dalam melawan penjajah Jepang, Belanda, serta Sekutu.

Bahkan Jenderal Soedirman saat sakit pun tidak menyerah dan melawan musuh bersama anak buahnya. Kemudian ia meninggal akibat penyakit pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki DI Yogyakarta.

4. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Ia merupakan anak sulung Sultan Hamengkubuwono III yang dikenal sejak kepemimpinannya pada Perang Diponegoro tahun 1825-1830.

Perang tersebut menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia. Pada tahun 1830, Belanda bersiasat licik dengan pura-pura mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding di Magelang. Dalam perundingan itu, dia ditangkap lalu dibuang ke Manado. Setelah dari sana, dia dipindah ke Ujung Pandang dan meninggal di sana tanggal 08 Januari 1985.

Selain dianugerahi sebagai pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro juga mendapat beberapa penghormatan seperti didirikannya Museum Monumen Pangeran Diponegoro serta namanya dijadikan sebagai nama jalan, stadion, hingga universitas.

5. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur. Dia adalah Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan yang merupakan putra kedua dari Sultan Malikusaid. Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 di Makassar.

Pasca diangkat sebagai Sultan Kerajaan Gowa, dia berusaha menggabungkan beberapa kerajaan kecil di wilayah Indonesia Timur dan melawan Belanda dengan sengit.

Hal ini mengakibatkan Belanda meminta bantuan tentara ke Batavia untuk menerobos benteng terkuat Gowa, yakni Somba Opu, pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dan wafat pada 12 Juni 1670.

6. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di DI Yogyakarta pada 02 Mei 1889. Dirinya adalah sosok yang mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1929 dan berkontribusi pada pribumi saat itu yang tidak dapat sekolah.

Ki Hajar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan setelah kemerdekaan. Dia wafat 26 April 1959 dan dimakamkan di DI Yogyakarta.

7. Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Ambon pada 1783. Pattimura melawan Belanda karena mereka menguasai Maluku, menindas rakyatnya, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku.

Pattimura juga menyatukan Kerajaan Ternate dan Tidore untuk mengusir penjajah pada tahun 1817. Sebetulnya, Belanda pernah menawarkan kerja sama, namun Pattimura menolaknya. Sosok ini dihukum mati pada 16 Desember 1817.

8. Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir sebagai putri Bupati Jepara pada tanggal 21 April 1879. Semasa masih hidup, dia memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan membangun sekolah perempuan bernama Yayasan Kartini pada tahun 1912. Sekolah Kartini ada di Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan lain sebagainya.

Kartini meninggal saat masih muda, yakni pada umur 25 tahun pada 17 September 1904 di Rembang. Buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah kumpulan dari surat-surat Kartini.

9. Dewi Sartika

Selain Kartini, ada pula Pahlawan Nasional Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan khusus perempuan. Dia lahir pada 04 Desember 1884 di Cicalengka.

Dewi Sartika memiliki latar belakang keluarga ningrat yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan, sehingga dirinya terinspirasi mendirikan Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan se-Hindia Belanda.

Berkat jasanya itu, Dewi Sartika juga mendapat anugerah Bintang Perak dari pemerintah Hindia Belanda. Saat perang kemerdekaan, Dewi Sartika mengungsi ke Cinean dan wafat pada 11 September 1947.

10. Prof. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin adalah anggota Jong Sumatranen Bond yang lahir pada 28 Agustus 1903 di Sawahlunto. Tokoh ini dikenal sebagai bagian dari yang merumuskan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II serta penggagas falsafah Pancasila dalam BPUPKI. Muhammad Yamin meninggal pada 17 Oktober 1962 dan dikebumikan di tanah kelahirannya.

11. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir lahir pada 05 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Pahlawan nasional Indonesia satu ini sudah memulai sepak terjang di kancah politik saat mendirikan Jong Indonesia atau Pemuda Indonesia.

Sutan Syahrir terkenal atas jasanya mengorganisir kemerdekaan Indonesia bersama Bung Karno dan Bung Hatta. Pada awal kemerdekaan, Sutan Syahrir pernah menjabat sebagai perdana menteri.

12. Haji Agus Salim

Haji Agus Salim mempunyai peran yang besar pada masa perjuangan kemerdekaan dan setelahnya. Pahlawan ini lahir 08 Oktober 1884 di Kota Gadang.

Semasa masih hidup, Haji Agus Salim memimpin organisasi Islam terbesar Sarekat Islam, menjadi anggota PPKI, memimpin surat kabar, dan banyak melakoni peran lainnya.

Agus Salim adalah tokoh Indonesia yang menguasai banyak bahasa asing. Pahlawan yang dikenal sebagai diplomat ulung itu meninggal di Jakarta 04 November 1954.

13. Ir. Sukarno

Sukarno atau Bung Karno lahir 06 Juni 1901 di Kota Surabaya. Sejak sekolah di HBS Surabaya, dia sudah aktif dalam aktivitas pergerakan nasional.

Setelah sepak terjangnya itu, Bung Karno menjadi Presiden Indonesia pertama mulai tahun 1945 sampai 1967.

Banyak peran penting yang dilakoni Bung Karno, mulai dari mencetuskan dasar negara Pancasila, menjadi proklamator, hingga orator yang membangkitkan semangat perjuangan rakyat. Bung Karno wafat 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

14. Drs. Mohammad Hatta

Bung Hatta lahir tanggal 09 Agustus 1902 di Bukittinggi. Pahlawan nasional ini pernah menempati banyak posisi penting, contohnya perdana menteri dalam kabinet Hatta I, Hatta II, serta RIS.

Wakil Presiden pertama Indonesia ini juga mendapat julukan Bapak Koperasi. Dirinya dan Bung Karno disebut sebagai Pahlawan Proklamator. Bung Hatta meninggal di Jakarta pada Maret 1980.


Pewarta : Eru

Editor : Nys

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama